
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan suatu Negara. Untuk itu perlunya peningkatan mutu dan juga kualitas pendidikan itu senidiri. Kualitas pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor kurikulum, guru atau tenaga pengajar, fasilitas, dan sumber belajar. Guru mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Untuk itu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, guru dapat melakukan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan di dalam kelas, sehingga membuat peserta didik betah dan juga tidak cepat bosan pada saat menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Suatu metode pembelajaran yang berbasiskan pada masalah untuk mengarahkan kemampuan peserta didik agar dapat berpikir kritis dan memecahkan masalah serta pengetahuan dan konsep dasar dari mata pelajaran yang dipelajari disebut dengan Problem Based Learning (Setyorini et al., 2011). Dengan demikian, PBL adalah metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Maudi, 2016). Masalah ini kemudian menentukan arah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok (Astuti, 2019). Penelitian ini menggunakan model Problem Based Learning untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas X Teknik Informatika SMK Assa’idiyah Kudus.
Model Problem Based Learning diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep[1]konsep secara sistematis. Hamruni (2012:7) mengemukakan model mengajar adalah cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Selain itu, model PBL juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berkolaborasi dalam kelompok, berbagi pengetahuan, dan bekerja sama dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena peserta didik merasa terlibat secara aktif dan memiliki tanggung jawab terhadap proses pembelajaran. Meskipun penelitian ini menunjukkan hasil yang positif, terdapat faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, seperti faktor internal (minat, konsentrasi, kepercayaan diri) dan faktor eksternal (lingkungan belajar, fasilitas, waktu belajar). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut secara lebih komprehensif. Dalam konteks implementasi model pembelajaran, peran guru sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan memotivasi peserta didik. Guru perlu menguasai metode dan teknik pengajaran yang sesuai dengan model PBL serta memahami kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Selain itu, dukungan dari pihak sekolah dan pengembangan kurikulum yang mendukung implementasi model PBL juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.